Welcome to Radiks Chemical Enginnering information

bahan kuliah tekim

pemilihan reaktor


Reaktor pada prinsipnya dibagi menjadi 3 jenis utama, yaitu :

1. Batch Reaktor : Umumnya digunakan untuk reaksi dengan waktu reaksi yang sangat lama, menggunakan mikrobia, dan atau kapasitas produksi kecil atau musiman.

2. Tubular Reactor : Tubular Reactor ada bermacam macam,antara lain adalah :

a. Reaktor Alir Pipa: Biasanya berupa gas-gas,caifr-cair dimana reaksi tidak menimbulkan panas yang terlalu tinggi. Reaktor memiliki alran plugflow yang optimal untuk kecepatan reaksi tetapi cukup sulit untuk alat transfer panasnya.
b. Reaktor Pipa Shell And Tube : Seperti reaktor pipa di atas tetapi berupa beberapa pipa yang disusun dalam sebuah shell, reaksi berjalan di dalam pipa pipa dan pemanas/pendingin di shell. Alat ini digunakan apabila dibutuhkan sistem transfer panas dalam reaktor. Suhu dan konversi tidak homogen di semua titik.
c. Fixed Bed : Reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi katalisator padat. Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator padat. Apabila diperlukan proses transfer panas yang cukup besar biasanya berbentuk fixed bed multitube, dimana reaktan bereaksi di dalam tube2 berisi katalisator dan pemanas/pendingin mengalir di luar tube di dalam shell.
d. Fluidized bed reaktor : Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat dengan umur katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi.Atau padatan dalam reaktor adalah merupakan reaktan yang bereaksi menjadi produk.

3. RATB ( Reaktor Alifr Tangki Berpengaduk )

RATB adalah reaktor kontinyu yang berupa tangki berpengaduk, pola aliran adalah mixed flow, sehingga bisa diasumsikan konsentrasi, konversi, dan suhu di semua titik dalam reaktor adalah homogen. Ada beberapa jenis reaktor RATB Sehingga pada reaktor ini suhu bisa dianggap isotermal:

a. RATB biasa, digunakan untuk sistem cair-cair, dimana reaktan adalah fasa cair, dan bila ada katalisator juga cair.
b. Reaktor Gelembung: Reaktor untuk mereaksikan sistem gas cair, dimana gas di umpankan dengan sparger dari bawah dan cairan dari atas secara kontinyu.
c. Slurry Reactor : Reaktor yang mereaksikan cairan dan padatan, baik padatan sebagai katalisator ataupun reaktan, dengan pengadukan.

Untuk RATB dapat disusun seri 3-5 buah untuk mendapatkan pola aliran similar dengan plugflow, dan dapat dipasang pendingin/pemanas baik jacket maupun koil untuk menjaga suhu konstan.

Mungkin masih banyak yang lain. untuk jelasnya baca saja Wallas, 1984.


Distilasi Campuran Biner


Umpan campuran biner (2-propanol dan ethyl acetate) hendak dimurnikan dengan cara distilasi dan kedua aliran produk pemisahan diharapkan memiliki kemurnian 99,8%-mol. Umpan tersedia pada kondisi tekanan atmosferik dan temperatur ambien. Terdengar familiar di telinga anda? Setidaknya Anda tidak boleh lupa bahwa 2-propanol dan etyhl acetate ialah campuran azeotrop. Bila Anda lupa atau bahkan belum mengerti tentang campuran azeotrop, mungkin penjelasan singkat ini bisa sedikit membantu.

Apa itu azeotrop? Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara kurva saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal putus-putus)

Bagaimana? Cukup jelas bukan? Secara logis, hasil distilasi biasa tidak akan pernah bisa melebihi komposisi azeotropnya. Lalu, adakah trik engineering tertentu yang dapat dilakukan untuk mengakali keadaan alamiah tersebut? Nah, kita akan membahas contoh kasus pemisahan campuran azeotrop propanol-ethyl acetate.

PFD Diagram: Simulasi distilasi biner campuran azeotrop propanol-ethyl acetate dengan menggunakan HYSYS.

Dalam pemisahan campuran propanol-athyl acetate, digunakan metode pressure swing distillation. Prinsip yang digunakan pada metode ini yaitu pada tekanan yang berbeda, komposisi azeotrop suatu campuran akan berbeda pula. Berdasarkan prinsip tersebut, distilasi dilakukan bertahap menggunakan 2 kolom distilasi yang beroperasi pada tekanan yang berbeda. Kolom distilasi pertama memiliki tekanan operasi yang lebih tinggi dari kolom distilasi kedua. Produk bawah kolom pertama menghasilkan ethyl acetate murni sedangkan produk atasnya ialah campuran propanol-ethyl acetate yang komposisinya mendekati komposisi azeotropnya. Produk atas kolom pertama tersebut kemudian didistilasi kembali pada kolom yang bertekanan lebih rendah (kolom kedua). Produk bawah kolom kedua menghasilkan propanol murni sedangkan produk atasnya merupakan campuran propanol-ethyl acetate yang komposisinya mendekati komposisi azeotropnya. Berikut ini gambar kurva kesetimbangan uap cair campuran propanol-ethyl acetate pada tekanan tinggi dan rendah.

Dari gambar pertama dapat dilihat bahwa feed masuk kolom pada temperatur 108,2 C dengan komposisi propanol 0,33. Pada kolom pertama (P=2,8 atm), komposisi azeotrop yaitu sebesar 0,5 sehingga distilat yang diperoleh berkisar pada nilai tersebut sedangkan bottom yang diperoleh berupa ethyl acetate murni.

Untuk memperoleh propanol murni, distilat kemudian didistilasi lagi pada kolom kedua (P=1,25 atm). Distilat ini memasuki kolom kedua pada temperatur 82,6 C. Komposisi azeotrop pada kolom kedua yaitu 0,38 sehingga kandungan propanol pada distilat berkisar pada nilai tersebut. Bottom yang diperoleh pada kolom kedua ini berupa propanol murni. Bila Anda perhatikan, titik azeotrop campuran bergeser dari 0,5%-mol propanol menjadi 0,38%-mol propanol. (*nahh apa lagi coba yang berubah?? hehe.. temperatur operasi jelas berubah.. karena tekanan berubah, maka temperatur dan komposisi juga berubah.. ingat termodinamika?? hehehe..)

Jadi, dengan metode pressure swing distillation ini, dapat diperoleh propanol dan ethyl acetate dengan kemurnian yang tinggi. Dan untuk lebih mengoptimasi proses, distilat keluaran kolom 2 dapat direcycle dan dicampur dengan aliran umpan untuk didistilasi kembali. Nah, bagaimana? Apakah metode seperti demikian pernah terbesit di benak teman-teman? Nahh.. marilah kita lebih memperhatikan dosen-dosen yang sudah bersusah payah mengajari kita.. Hehehe..

sumber: http://majarimagazine.com/2007/11/proses-distilasi-campuran-biner/


Ebook Kuliah Teknik Kimia Gratis…


Ebook Teknik Kimia Gratis

PERRY’S ED 8

Kumpulan ebook teknik kimia…

you can download free, just click….

PERRY’S CHEMICAL ENGINEERING HANDBOOK

1.) Handbook of Chemical Engineering Design

2.) Handbook of Cemical Processing Equipment

3.) Seader, Seader, and Lewin Books

4.) Process Heat Transfer-Kern

5.) Industrial Chemical Process Design

6.) Process System Analysis and Control-Coughanowr

7.) Plant Design and Economic For Chemical Enginnering-Timmerhaus

8.) Process Dynamics and Control – B. Roffel, B. Betlem

9.) Chemical Process Safety

10.) Chemical Reaction Engineering – Octave Levenspil

11.) Kumpulan Makalah Pimnas Malang

12.) Unit Operations Of Chemical Engineering, 5th Ed, McCabe And Smith

13.) Brownell N Young 1979 Equipment Vessel Design

14.) Christie Geankoplis – Transport Process and Unit Operations

15.) mass_transfer_operations_-_robert_treybal(radiks.wordpress.com)

16.) Handbook_of_Industrial_Mixing

EBOOK TENTANG MIGAS

==============================================================

Oil Field Chemicals

This book reviews the progress in the area of oil field chemicals and additives of the last decade from a rather chemical view. The material presented is a compilation from the literature by screening critically approximately 20,000 references.

DOWNLOAD

==============================================================

Natural Gas Engineering Handbook

This book covers the full scope of natural gas engineering, from gas reservoir engineering to gas production systems to gas processing. It adapts a computer-assisted approach, which is current practice in the industry and is severely lacking in other books on natural gas engineering.

DOWNLOAD

==============================================================

Piping Systems & Pipeline

This book will cover such topics as: inspection techniques, from the most common (PT, MT, UT, RT, MFL pigs) to most recent (AE, PED, UT pigs and multi pigs), the implementation of integrity management programs, periodic inspections and evaluation of results

DOWNLOAD

==============================================================

Dynamics of Offshore Structures

Dynamics of Offshore Structures, Second Edition is extensively revised to cover all aspects of the physical forces, structural modeling, and mathematical methods necessary to effectively analyze the dynamic behavior of offshore structures.

DOWNLOAD

==============================================================

Pipeline Rules of Thumb Handbook, Fifth Edition

Pipeline Rules of Thumb Handbook assembles hundreds of shortcuts for pipeline construction, design, and engineering. Workable “how-to” methods, handy formulas, correlations, and curves all come together in this one convenient volume.

DOWNLOAD

==============================================================

Handbook of Offshore Engineering

This book fills the need for a practical reference work for the state-of-the-art in offshore engineering. All the basic background material and its application in offshore engineering is covered. Particular emphasis is placed in the application of the theory to practical problems.

DOWNLOAD, Volume 1

DOWNLOAD,Volume 2

==============================================================

Practical Advances in Petroleum Processing

Want to know how to make ULSD? Formulate a lube base stock? Clean up an oil spill? Optimize an entire refinery? From oil production to product blending, Practical Advances in Petroleum Processing provides general overviews and in-depth reference material on these topics and scores of others.

DOWNLOAD, Volume 1

DOWNLOAD, volume 2

==============================================================

SURFACE PRODUCTION OPERATION, Volume 1

The book allows engineers with little or background in production facility design to easily locate details about equipment, processes, and design parameters.

DOWNLOAD

==============================================================

Surface Production Operations, Volume 2

This book walks you through the equipment and processes used in gas-handling operations to help you design and manage a production facility. Production engineers will keep this volume on the desktop for the latest information on how to DESIGN, SPECIFY, and OPERATE gas-handling systems and facilities.

DOWNLOAD

Password : www.AvaxHome.ru


REAKTOR KIMIA


Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Dengan terjadinya reaksi inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan alias terjadi dengan sendirinya atau bisa juga butuh bantuan energi seperti panas (contoh energi yang paling umum). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia, jadi terjadi perubahan bahan bukan fasa misalnya dari air menjadi uap yang merupakan reaksi fisika.

Untuk mendukung agar reaktor dapat berfungsi maksimal dan aman terkendali, maka diperlukan sistem pengendalian proses yang menggunakan beberapa alat tambahan.

Beberapa contoh dari aksesoris tersebut umumnya adalah :

  1. Level Controller (LC), suatu alat yang menjaga agar volum (isi) reaktor tetap terjaga, tidak kehabisan reaktan ataupun kelebihan yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan. Cara kerja dari alat ini adalah dengan terus mendeteksi ketinggian permukaan bahan dalam reaktor, jika kurang dari toleransi yang diberikan (set point) maka kran keluaran (output) akan mengecil sampai ketinggian mencapai tinggi yang telah di set. Sebaliknya jika melebihi kran keluaran akan dibuka lebih lebar untuk mengurangi bahan dalam reaktor.
  2. Pressure Controller (PC), Suatu alat yang bertugas untuk menjaga agar tekanan dalam reaktor masih berada pada kisaran yang ditetapkan. Biasanya diterapkan pada reaktor yang memakai reaktan berfasa gas. Cara kerjanya mirip dengan LC yaitu dengan membuka dan menutup kran.
  3. Temperature Controller (TC), suatu alat yang bertugas agar suhu di dalam reaktor masih berada dalam kisaran suhu operasinya. TC juga bekerja dengan membuka dan menutup kran, namun kran yang diintervensi adalah kran utilitas. Misalnya CSTR berpemanas, jika suhu drop maka kran koil uap panas (steam) akan diperbesar sehingga steam yang masuk akan lebih banyak yang akhirnya suplai panas pun bertambah dan akhirnya suhu reaktor akan bertambah dan suhu reaktor pun dapat kembali ke suhu yang normal. Sebaliknya jika suhu reaktor bertambah.

Dalam teknik kimia, Reaktor kimia adalah suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari di teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor, sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input) yang besar dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi. Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi biasanya termasuk besarnya energi yang akan diberikan atau diambil, harga bahan baku, upah operator, dll. Perubahan energi dalam suatu reaktor kimia bisa karena adanya suatu pemanasan atau pendinginan, penambahan atau pengurangan tekanan, gaya gesekan (pengaduk dan cairan), dll.

Gambaran umum:

Ada dua jenis utama reaktor kimia:

  • Reaktor tangki atau bejana
  • Reaktor pipa

Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun partaian/batch. Biasanya, reaktor beroperasi dalam keadaan ajeg namun kadang-kadang bisa juga beroperasi secara transien. Biasanya keadaan reaktor yang transien adalah ketika reaktor pertama kali dioperasikan (mis: setelah perbaikan atau pembelian baru) di mana komponen produk masih berubah terhadap waktu. Biasanya bahan yang direaksikan dalam reaktor kimia adalah cairan dan gas, namun kadang-kadang ada juga padatan yang diikutkan dalam reaksi (mis: katalisator, regent, inert). Tentu saja perlakuan terhadap bahan yang akan direaksikan akan berbeda.

Ada tiga tipe pendekatan utama yang digunakan dalam pengoperasian reaktor:

  • Model reaktor batch
  • Model Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau dikenal juga sebagai RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinu)
  • Model Reaktor Alir Pipa (RAP) atau dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran Sumbat)

Lebih jauh lagi, reaktor dengan katalisator (padatan) membutuhkan pendekatan yang terpisah dari ketiga model tersebut dikarenakan banyaknya asumsi sehingga menyebabkan tiga model perhitungan di atas tidak lagi akurat.

Beberapa ubahan yang mempengaruhi rancangan reaktor:

  • Waktu tinggal
  • Volum (V)
  • Temperatur (T)
  • Tekanan (P)
  • Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, …,Cn
  • Koefisien perpindahan panas (h, U), dll

RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)

 

sumber: wikipedia

Bagian dalam suatu RATB.

RATB dikenal juga sebagai RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinu). Di RATB, satu atau lebih reaktan masuk ke dalam suatu bejana berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang sama (produk) dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk dirancang sehingga campuran teraduk dengan sempurna dan diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat diketahui dengan membagi volum reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk reaktor. Dengan perhitungan kinetika reaksi, konversi suatu reaktor dapat diketahui.

Beberapa hal penting mengenai RATB:

  • Reaktor berlangsung secara ajeg, sehingga jumlah yang masuk setara dengan jumlah yang ke luar reaktor jika tidak tentu reaktor akan berkurang atau bertambah isinya.
  • Perhitungan RATB mengasumsikan pengadukan terjadi secara sempurna sehingga semua titik dalam reaktor memiliki komposisi yang sama. Dengan asumsi ini, komposisi keluar reaktor selalu sama dengan bahan didalam reaktor.
  • Seringkali, untuk menghemat digunakan banyak reaktor yang disusun secara seri daripada menggunakan reaktor tunggal yang besar. Sehingga reaktor yang di belakang akan memiliki komposisi produk yang lebih besar dibanding di depannya.
  • Dapat dilihat, bahwa dengan jumlah RATB kecil yang tak terbatas model perhitungan akan menyerupai perhitungan untuk RAP.

RAP (Reaktor Alir Pipa)

RAP dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran Sumbat). Dalam RAP, satu atau lebih reaktan dipompa ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang menggunakan RAP adalah reaksi fasa gas.

Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga semakin panjang pipa konversi akan semakin tinggi. Namun tidak semudah ini menaikkan konversi, dalam RAP konversi terjadi secara gradien, pada awalnya kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu jumlah reaktan akan berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan akan makin lambat seiring panjangnya pipa. Artinya, untuk mencapai konversi 100% panjang pipa yang dibutuhkan adalah tak terhingga.

Beberapa hal penting mengenai RAP:

  • Perhitungan dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran, dan reaktan bergerak secara aksial bukan radial.
  • Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik masukan, diharapkan reaksi lebih optimal dan terjadi penghematan.
  • Biasanya, RAP memiliki konversi yang lebih besar dibanding RATB dalam volum yang sama. Artinya, dengan waktu tinggal yang sama RAP memberikan hasil yang lebih besar dibanding RATB.

Reaktor Semi-Batch

Reaktor jenis berlangsung secara batch dan kontinyu secara bersamaan. Contoh paling sederhana misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan sekali ke dalam tangki (secara batch) namun CO2 yang dihasilkannya dikeluarkan secara kontinyu. Contoh lainnya adalah klorinasi, suatu reaksi cair-gas, gas digelembungkan secara kontinyu dari dasar tangki agar bereaksi dengan cairan di tangki yang diam (batch).


Materi kuliah kimia analitik….


Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.

Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik. Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi, spektrometri massa, kromatografi dan elektroforesis, kristalografi, mikroskopi, dan elektrokimia.

Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh instrumen-instrumen canggih, akar dari kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang masih dipakai hingga sekarang. Contohnya adalah titrasi dan gravimetri.

silahkan download materi kuliah dibawah ini:

referensi materi dari dosen kimia analitik (Heri Satria, M. Si)

Analisis-Anion

Analisis-Kation

Dasar2AnalisisAnion-Kation

Pertemuan-1

Spektrofotometri UV-Vis-1

spektrofotometer

STATISTIKA DLM KIMIA ANALITIK

Statistikain Analitik

kuliah kimia analitik

referensi lainnya (Sonny Widiarto, M. Sc):

Kimia Analitik   merupakan mata kuliah wajib jurusan teknik kimia

Silabus:
Pengantar Kimia Analitik, Terminologi dalam Kimia Analitik, Statistika dalam Kimia Analitik, Metode Analisis Kualitatif dan Kuantitatif, Analisis Anion dan Kation, Metode Gravimetri, Metode Volumetri, Titrasi Asam-Basa, Titrasi Redoks, Titrasi Pembentukan Kompleks, Titrasi Pengendapan

Bahan Kuliah:

Kontrak Perkuliahan

Rencana Perkuliahan

bahan kuliah selama satu semester dapat anda unduh di sini:

Pendahuluan

Analisis Kation dan Anion

Gravimetri

Pemisahan-berdasar-ksp

Menghitung-pH

Volumetri

Perhitungan Normalitas

Senyawa kompleks

Titrasi-kompleksometri

Titrasi-pengendapan

Buku Teks:

harvey

Harvey, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. McGraw-Hill. New York
dapat diunduh pada laman berikut:
http://www.ziddu.com/download/9891831/HarveyDavid-ModernAnalyticChemistry.pdf.html


Skoog, West and Holler. 1996. Fundamentals of Analytical Chemistry. Saunders College Pub.

Lagowski, J.J and Sorum, C.H. Introduction to Semimicro Qualitative Analysis.


Harris, DC. Quantitative Chemical Analysis. 3rd ed

POKOK BAHASAN:

POKOK/SUB-POKOK BAHASAN
1 Pendahuluan
Peran dan Fungsi Kimia Analitik
2 Statistika untuk Kimia
3 Metoda Analisis Kualitatif
4 Analisis Kation
Kation Golongan 1
Kation Golongan 2
Kation Golongan 3
Kation Golongan 4
Kation Golongan 5
5 Analisis Anion
6 Metoda Analisis Gravimetri
Pembentukan endapan
Jenis-jenis Endapan
Perhitungan Gravimetri
7 Metoda Analisis Volumetri
Syarat titrasi
Pembuatan larutan standard
Perhitungan volumetri
Kimia Larutan
8 Titrasi Netralisasi
Jenis-jenis titrasi netralisasi
Penentuan titik akhir titrasi, indikator
Menggambar kurva titrasi
9 Titrasi Redoks
Jenis-jenis titrasi redoks
Penentuan titik akhir titrasi, indikator
Menggambar kurva titrasi
10 Titrasi Pengendapan
Metoda Mohr
Metoda Volhard
Metoda Fajans
Penentuan titik akhir titrasi, indikator
Menggambar kurva titrasi
11 Titrasi Pembentukan Kompleks
EDTA sebagai titran
Penentuan titik akhir titrasi, indikator
Menggambar kurva titrasi

Aplikasi Bioteknologi


Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1] Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.[2] Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.[1] Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.[3] Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.[4] Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.[4] Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.[5] Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.[2]

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.[2]

Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan “lahirnya organisme baru” produk bioteknologi dengan sifat – sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain[2]:

  • Jagung resisten hama serangga
  • Kapas resisten hama serangga
  • Pepaya resisten virus
  • Enzim pemacu produksi susu pada sapi
  • Padi mengandung vitamin A
  • Pisang mengandung vaksin hepatitis

bahan-bahan Aplitek lainnya:

APLITEK_PENDAHULUAN

BIOTEKNOLOGI bab 2

BIOTEKNOLOGI DAN DUNIA INDUSTRI

TUGAS PENDAHULUAN BIOTEKNOLOGI

Slide Bio-teknologi