Welcome to Radiks Chemical Enginnering information

Ariffi Nawawi Jadi Dirut Pertamina Persero


JAKARTA (Media): Ariffi Nawawi secara resmi menjadi orang nomor satu di Pertamina, menggantikan Baihaki Hakim. Itulah salahs atu perubahan susunan komisaris dan direksi Pertamina setelah ditandatanganinya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Pertamina Persero.

Pengukuhan AD/ART BUMN minyak dan gas bumi sebagai perseroan ini berlangsung di kantor Departemen Keuangan, Jakarta Pusat, kemarin. Hadi menyaksikan penandatanganan akta notaris Pertamina Persero, Menteri Keuangan Boediono bersama sejumlah pejabat Pertama, Kementerian BUMN, serta Departemen Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM).

”saya baru dihubungi Pak Roes (Deputi Menteri BUMN) pagi tadi. Ya, ini amanat, juga tantangan ketika Pertamina menjadi persero,” ungkap Ariffi Nawawi usai menghadiri pengukuhan Pertamina Persero tersebut.

Ariffi yang juga Staf Ahli Proyek Khusus Bidang Hilir dan mantan
Direktur Pengolahan Pertamina mengaku akan melanjutkan program direksi lama.

Pria kelaihran Malang, 12 Januari 1945 ini mengatakan akan fokus kepada tiga hal penting. Yaitu, pembenahan organisasi, memaksimalkan pengelolaan aset, dan meningkatkan pemasaran.

Mendampingi Ariffi dalam jajaran direksi, Direktur Keuangan Alfred
Adrianus Rohimone yang menggantikan Ainun Naim dan Direktur Hulu Bambang Nugroho, menggantikan Eteng A Salam.

Lalu, Direktur HIlir Muchsin Bahan digantikan Dirut PT Badak NGL dan mantan Direktur Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri (PPDN) Harry Puromo. Direktur Pengembangan dan SDM dijabat Eteng A Salam, mengisi posisi yang ditinggalkan Bardi Nurachman.

Sedangkan susunan Komisaris Pertamina Persero menggantikan Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) dipimpin Menteri BUMN Laksamana Sukardi. Anggotanya, Kepala BPPN Syafruddin Temenggung, Deputi Menteri BUMN Roes Aryawijaya, Dirjen Anggaran Departemen Keuangan Anshari Ritonga, dan Dirjen Migas Iin Arifin Takhyan.

Sebelumnya, DKPP diketuai ESDM Purnomo Yusgiantoro dengan anggota Menteri Keuangan Boediono, Menteri BUMN Laksamana Sukardi, Menteri PPN/Kepala Bappenas Kwik Kian Gie, dan SEkretaris Negara Bambang Kesowo.

Perombakan direksi Pertamina cukup mengejutkan karena awalnya sejumlah nama calon dirut, termasuk Ariffi Nawawi, tidak masuk hitungan, Nama lain justru lebih sering disebut-sebut,semisal Roes
Aryawijaya, Harry Purnomo, Syafruddin Temenggung, dan Gatot K Wiroyudo.

Menurut Roes, para direksi ini merupakan hasil kesepakatan tiga
menteri, yakni Menteri ESDM, Menteri BUMN, dan Menteri Keuangan.
Hasilnya dilaporkan kepada presiden. Masa jabatan direksi paling lama lima tahun dan modal disetor pemerintah untuk perseroan Rp100 triliun.

Di tempat terpisah, Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan
Kesejahteraan Masyarakat (LPEM) UI Mohammad Ikhsan dan pengamat ekonomi INdef Aviliani mengatakan subsidi BBM mulai tahun depan sudah selayaknya dicabut.

Sebab, terbukti, subsidi BBM dinikmati semua konsumen BBM termasuk industri dan rumah tangga. Padahal, harga jual BBM untuk industri sudah disesuaikan dengan harga pasar. (Wis/E-1)

Tinggalkan komentar